Asri Fauziah, 11, kini hanya bisa berdiam diri di rumahnya gang sempit di Jalan Sambongan Gang 1 nomor 16 kelurahan Sidodadi, Somokerto Surabaya. Bulu yang tumbuh di sekujur tubuhnya, membuat dia malu untuk keluar rumah. Bahkan, Asri sempat tidak mau bersekolah. "Di sekolah saya selalu diejek teman," kata Asri di rumahnya Rabu, 23 Maret 2011. Menurut dia, berbagai makluk mulai yang halus hingga binatang sering kali disebut untuk mengejek anak ke-tujuh dari pasangan Matniri, 50, dan Sriyati, 47, ini.
Matniri menuturkan, bulu yang tumbuh di sekujur tubuh anaknya sebenarnya sudah mulai tampak sejak lahir. Saat itu, di punggung Asri keluar flek hitam yang kian hari kian membesar. Di flek ini lantas ketika Asri berusia setahun keluar bulu yang kian hari juga kian menyebar ke beberapa bagian tubuh di antaranya punggung, perut, kaki, tangan serta beberapa bagian tubuh lainnya kecuali wajah.
Saat berusia dua tahun, Matniri yang berprofesi sebagai kuli serabutan ini sempat membawa anaknya itu ke rumah sakit. "Saat itu ditolak karena tidak diketahui penyakitnya. Hanya bulu biasa," tambah dia.
Ketika Asri berusia enam tahun, orang tuanya sempat menyekolahkan anaknya ini. Saat itu untuk menutupi bulu yang tumbuh, Asri terpaksa diberikan pakaian yang panjang sehingga menutupi seluruh tubuhnya. Hanya saja, teman-temanya akhirnya tetap mengetahui sehingga Asri sering diolok-olok. "Saat kelas dua SD Bustanul Huda Simolawang, dia tidak mau sekolah malu katanya," imbuh Matniri.
Sriyati mengatakan, proses kelahiran Asri memang tidak wajar. Saat itu, ketika Sriati sedang di pekarangan rumah, tiba-tiba Asri lahir. "Saya kebrojolan, dia lahir di depan pintu rumah. Bayi langsung keluar tengkurap," imbuh dia.
Sementara itu, untuk menyembunyikan bulu yang ada di tubuhnya, Sriati tiap dua hari sekali selalu mencukur seluruh bulu yang ada di tubuh Asri. "Dia juga sudah mulai berani sekolah," ujar Sriyati.