Kepolisian RI menyatakan sudah memiliki sketsa wajah kurir yang mengirim paket buku berisi bom di Komunitas Utan Kayu, Jakarta, Selasa (15/3)."Sketsa wajah sudah ada dipakai internal penyelidik. Kami elaborasi dari keterangan saksi-saksi," kata dia," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, dalam keterangan kepada pers, Jumat (18/3). Dari empat bom berbentuk paket buku yang dikiriman secara bersamaan Selasa lalu, semuanya dikirim melalui kurir. Keempat sasaran yakni Ulil Abshar Abdala, Gorries Mere, Yapto Suryosumarno, dan Ahmad Dhani, tidak terkena ledakan bom karena tak membuka langsung paket itu.
Berdasarkan sketsa itu, kurir bom buku itu seorang laki-laki dengan ciri-ciri berusia sekitar 30 tahun, memiliki tinggi badan sekitar 165 cm, wajahnya lonjong, mata sayu, kulit sawo matang, dan berjanggut. Pria itu mengenakan jaket gelap dan topi. "Kami minta informasi dari masyarakat apabila melihat orang-orang yang berciri seperti ini," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol. Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 18 Maret 2011. Polisi belum merilis sketsa pengirim bom-buku ke kantor Badan Narkotika Nasional dan ke rumah Ketua Pemuda Pancasila, Yapto. Polisi, kata Boy, menduga pengirim bom ke dua tempat itu berbeda dengan yang ke Utan Kayu. "Kami menduga bisa jadi ada orang lain yang mengirimkannya," kata dia.
Polisi tak menggunakan rekaman CCTV yang dimiliki Radio Kabar Berita 68H. Sebab, informasi yang diterima kepolisian CCTV yang terletak di ruang resepsionis stasiun radio tersebut telah dipindahkan. "Ya, itu beberapa hari sebelum peristiwa dialihfungsikan tempatnya. Saya dengar dari pengurus Utan Kayu ada pemindahan tempat CCTV yang biasa di lobby," kata Boy. Hasil laboratorium forensik menunjukkan ada unsur potassium klorat, alumunium, serta sejumlah kabel. Sementara itu, polisi menengarai ada kemiripan bentuk bom buku di empat tempat sasaran kemarin. "Hanya berbeda judul saja, yang di BNN dan Utan Kayu itu sama, yang Yapto dan Dani itu berbeda," kata Boy.
Polri akan menggunakan sketsa wajah itu sebagai pegangan untuk menyelidiki dan memburu pelaku. "Kami juga minta bantuan media untuk mensosialisasikannya," kata Boy.
Sumber : TEMPO