Mengemudi dan mengetik SMS (pesan pendek) via telpon genggam jelas bukan campuran yang pas. Hasil studi North American Precise Syndicate (NAPSI) memnperlihatkan lebih dari 6.000 orang meninggal setiap tahun dalam kecelakaan yang disebabkan aktifitas mengirimkan email, SMS atau berbicara di telepon.Meskipun kita memiliki gaya mengemudi yang berbeda, faktanya kita semua membutuhkan mata yang mengarah ke jalan serta tangan di kemudi. Meski kadang kita punya pikiran bisa mengendalikan mobil hanya dengan satu tangan, tindakan ini jelas berbahaya.
NAPSI seperti dikutip laman autoevolution.com menyebutkan korban terbanyak adalah pengemudi di usia muda. Kelompok ini membutuhkan fokus mengemudi yang lebih dibandingkan pengemudi berpengalaman. Meski fakta ini bukan berarti pengemudi berpengalaman lebih diperbolehkan untuk mengetik SMS atau email. Studi itu menunjukkan ketika seseorang berbicara di telepon atau mengetik SMS, aktivitas otak -- yang berhubungan dengan fungsi mengemudi -- cenderung menurun sampai 37 persen. Kevin W. Bakewell, wakil presiden senior dari AAA South menjelaskan, "Seseorang mengemudi 70 mph, artinya ia berjalan 100 meter per detik. Sewaktu menulis pesan teks hanya tiga detik, sama sajak dengan berjalan sejauh satu lapangan sepak bola tanpa melihat jalan," katanya.
Jalan keluarnya? Salah satunya adalah dengan penggunaan headset. Meski, perangkat ini, hanya menurunkan kemungkinan kecelakaan menjadi 85 persen.
Lebih dari 500.000 orang terluka setiap tahun karena mereka atau pengemudi lainnya mengirimkan email atau mengetik SMS saat mengemudi. "Oke, Anda memang suka mobil, dan oke, Anda suka gadget, tapi sebaiknya Anda juga peduli tentang nyawa," kata Bakewell.
Jalan keluarnya? Salah satunya adalah dengan penggunaan headset. Meski, perangkat ini, hanya menurunkan kemungkinan kecelakaan menjadi 85 persen.
Lebih dari 500.000 orang terluka setiap tahun karena mereka atau pengemudi lainnya mengirimkan email atau mengetik SMS saat mengemudi. "Oke, Anda memang suka mobil, dan oke, Anda suka gadget, tapi sebaiknya Anda juga peduli tentang nyawa," kata Bakewell.